Percayakah
bahwa dibalik kata “semuanya
akan indah pada waktunya”,
jika dipahami lebih dalam memang berarti benar, untuk seseorang yang
sudah percaya melakukan dan merasakannya. Hanya saja melakukan dan
merasakannya tak semudah ketika berbicara kepada oranglain. Percaya
akan kata itu membutuhkan kesabaran menunggu dan bertindak sesuai
kemampuan yang di miliki. Ini bukan bunga tidur yang indah ataupun
khayalan yang ku bentuk seindah mungkin, seakan ada kekuatan yang
mendorong ku untuk melakukan kata itu dan menunjuk kepada ku tuk
merasakannya. Iya, kata yang selama ini ku ucapkan saat oranglain
bersedih, karena cukup kuat menahan semuanya sendirian. Hingga ia
membutuhkan orang lain untuk memperhatikan keadaannya dan sedikit
mengurangi beban yang ia tahan sendirian.
Hingga
suatu ketika aku merasakannya, merasakan permainan yang hampir
membuat ku gila tuk menangisinya. Sendiri kesepian tanpa seorang
kekasih maupun teman itu yang terasa disetiap malam. Sempat mengeluh
ingin bebas dari semuanya, tetapi aku menerka-nerka kata itu.
Bagaimana aku ingin bebas jika permainan ini “kita”-aku dan kamu-
yang memulai? Membicarakannya saja belum dilakukan, apalagi
diselesaikan? Sebenarnya kita apa aku saja yang harus berjuang
mempertahankan semuanya? Dan dimana kamu, yang katanya selalu
disampingku? Dimana dirimu ketika semua pertanyaan harus segera
dijawab bukan digantungkan? Dimana? Kamu? Pikiran ku mulai melayang
bersama pertanyaan-pertanyaan yang selalu memenuhi otakku hingga
pipiku basah. Air mata itu jatuh, bukan hanya kali ini saja tapi
untuk kesekian kalinya aku menangis. Aku tak tau bagaimana mengatasi
dan menyelesaikannya, jika disini hanya aku saja yang merasakan bukan
kamu atau kita. “sampai
kapan aku akan bertahan dengan keadaan seperti ini? jika kamu tak
cepat datang menjemputku”
batinku disetiap tangis yang tak berujung.
Ah
sudahlah untuk apa aku menangisi semua ini, tangisku hanya akan
sia-sia jika kamu tak tau dan tak mengerti. Jika kamu tak paham akan
arti tangis ini. Jika kamu tak segera menjemputku dari kesunyian ini.
Jika kamu tak berbicara padaku apa arti tangisku ini? apa artinya
tangisku ini dimatamu? Apa artinya tangisku ini ditelingamu? Apa
artinya? Sesekali aku mencoba tak mengingat dan melupakan tentangmu
sebentar, melihat seseorang yang disini denganku seakan dia seperti kamu disana yang kurindukan kedatangannya menjemputku.
Bercanda dan bersenang-senang dengan dia disini membuat sejenak
melupakanmu, yang semakin mengingatkan ku sosokmu. Aku terlalu
merindukanmu, sayang. Berharap kamu datang menjemputku dan membawa ku
pergi dari kesunyian ini. Apa kamu tak melihatnya dalam rapal doa
yang selalu ku adukan kepada Tuhan?
Tiba
saatnya kamu datang kepadaku, tanpa ku duga. Pikiran ku yang semula
stabil normal, seketika menjadi negatif. Pertanyaan mulai muncul
dalam otakku. Untuk apa kamu baru datang? Untuk apa kamu baru
mengingatku? Untuk apa kamu baru sadar akan semuanya? Ku biarkan
pertanyaan yang bermuncul itu menyelimuti isi otakku dan seharusnya
aku senang melihatmu berdiri dihadapanku. Seharusnya aku bahagia
melihat kamu menjemputku. Seharusnya aku membalas pelukan hangatmu
yang mendekapku. Tapi nyatanya? Aku terdiam dan ragaku seakan
membeku. Kamu akan kembali. Kamu masih mengingatku, walau dengan
caramu. Kamu memang sadar akan semua yang terjadi, hanya sadarmu tak
sepeka sadarku. Aku tau itu sayang.
Kini
pertanyaanku yang mengantung terjawablah sudah semua. Dari kamu
menghilang saat itu, membuat hubungan kita semakin dekat dan memahami
bahwa hubungan yang kita lukis bukanlah hubungan yang sama seperti
pasangan yang lain.