Rabu, 11 Juni 2014

Katamu, Ini Bukan Akhir Kita

          Masih bolehkah aku memandang langit yang membuat setiap insan mengeluh, namun selalu menyimpan berjuta kebahagiaan, walau sementara? Membayangkan terbang dengan kalimat sederhana yang kau ucapkan bersama tawa bahagia, kemudian tergores alunan nada yang mampu merubah tawamu. Padahal aku masih menikmati, terbang dengan awan putih dan kau yang mengendalikannya. Tetapi, kau tak berkata apapun ketika ingin berhenti dari semua ini. tawa bahagia kita terasa hening dan hanya suara kecilku menggodamu. Anggukan kepala saja yang bisa kulihat dari wajahmu dan tak satupun kata keluar dari senyum yang manis itu. serasa kau terdiam melihat tingkahku, kebingungan dalam senyum dan tawa kecilku  yang menggodamu. Agar dalam wajahmu terhias dengan tawa seperti kemarin.
Aku terlalu mengerti kamu, hingga aku lupa bagaimana memahami kamu kembali. pikiran dan hatiku mulai menerka-nerka sikapmu, begitu pula batin yang selalu berbicara kebenaran tetapi mulut selalu berdusta. Aku tak bisa menyalakan keduanya, jika nyatanya usahaku akan usai mempertahankan hal yang akan ku tangisi saat mengingatnya. Aku juga tak menyalakan keadaan, mungkin ini memang waktu yang tepat. Aku juga tak menyalakan pertemuan yang suatu saat akan terjadi lagi, tanpa kita sadari. Begitu indahnya kah hal itu, hingga aku lupa harus darimana awal yang ku ingat?
Sekali lagi, aku sangat mengerti kamu hingga aku lupa cara memahami setiap maksudmu.Aku tak akan mencari siapa yang salah dan yang benar, melainkan aku akan mencari kebahagiaan dimasa depanku dengan siapa. Terkadang waktu akan membuka pintunya, tanpa kita duga. mungkin ini adalah pintu yang telah terbuka untuk kita; aku dan kamu harus melewati dua jalan yang berbeda dalam kesendirian. Kuatkan kotak kecil kita, yang telah dibuat tiga tahun yang lalu. Semoga Allah melindungi kita dan kotak kecil kita hingga pertemuan itu datang lagi dimasa depan kelak.

Dan, aku masih ingin melihat langit yang kata mereka tersimpan sejuta kebahagiaan walau sementara, lalu menjatuhkannya?Melihat ukiran bayangan perempuan yang memakai baju merah muda, rok panjang hitam, dan berjas putih dengan teleskop dilehernya, dengan wajah yang berhias jilbab merah dan kacamata hitam. Matanya menatap seorang pemuda yang memakai baju putih, berdasi merah, dan celana hitam serta berjas hitam menghiasi tubuh yang gagah dan berwibawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar