Masih bolehkah aku
memandang langit yang membuat setiap insan mengeluh, namun selalu menyimpan
berjuta kebahagiaan, walau sementara? Membayangkan
terbang dengan kalimat sederhana yang kau ucapkan bersama tawa bahagia,
kemudian tergores alunan nada yang mampu merubah tawamu. Padahal aku masih
menikmati, terbang dengan awan putih dan kau yang mengendalikannya. Tetapi, kau
tak berkata apapun ketika ingin berhenti dari semua ini. tawa bahagia kita
terasa hening dan hanya suara kecilku menggodamu.
Anggukan kepala saja yang bisa kulihat dari wajahmu dan tak satupun kata keluar
dari senyum yang manis itu. serasa kau terdiam melihat tingkahku, kebingungan
dalam senyum dan tawa kecilku yang
menggodamu. Agar dalam wajahmu terhias dengan tawa seperti kemarin.
Aku
terlalu mengerti kamu, hingga aku lupa bagaimana memahami kamu kembali. pikiran dan hatiku mulai menerka-nerka sikapmu, begitu
pula batin yang selalu berbicara kebenaran tetapi mulut selalu berdusta. Aku
tak bisa menyalakan keduanya, jika nyatanya usahaku akan usai mempertahankan
hal yang akan ku tangisi saat mengingatnya. Aku juga tak menyalakan keadaan,
mungkin ini memang waktu yang tepat. Aku juga tak menyalakan pertemuan yang
suatu saat akan terjadi lagi, tanpa kita sadari. Begitu indahnya kah hal itu, hingga aku lupa harus darimana awal yang
ku ingat?
Sekali
lagi, aku sangat mengerti kamu hingga aku lupa cara memahami setiap maksudmu.Aku tak akan mencari siapa yang salah dan yang benar,
melainkan aku akan mencari kebahagiaan dimasa depanku dengan siapa. Terkadang
waktu akan membuka pintunya, tanpa kita duga. mungkin ini adalah pintu yang
telah terbuka untuk kita; aku dan kamu harus melewati dua jalan yang berbeda
dalam kesendirian. Kuatkan kotak kecil kita, yang telah dibuat tiga tahun yang
lalu. Semoga Allah melindungi kita dan kotak kecil kita hingga pertemuan itu
datang lagi dimasa depan kelak.
Dan, aku
masih ingin melihat langit yang kata mereka tersimpan sejuta kebahagiaan walau
sementara, lalu menjatuhkannya?Melihat ukiran
bayangan perempuan yang memakai baju merah muda, rok panjang hitam, dan berjas
putih dengan teleskop dilehernya, dengan wajah yang berhias jilbab merah dan
kacamata hitam. Matanya menatap seorang pemuda
yang memakai baju putih, berdasi merah, dan celana hitam serta berjas hitam
menghiasi tubuh yang gagah dan berwibawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar