Rabu, 11 Juni 2014

Tak Pernah Terlintas Sebelumnya

         Entah harus ku mulai bagaimana dan darimana? Langit pun tak meneteskan air matanya, bahkan matahari masih terasa hangat walaupun bulan telah menyalakan kehidupan di bumi dalam kegelapan. salah satu temanku bercerita, aku mencoba memahaminya walaupun itu nyata ataupun dusta di dalam setiap kalimat yang dikeluarkan, aku tak tau. Panca indra tubuhku masih normal, hingga aku masih bisa membayangkan sosok yang berada didalam alur cerita temanku. Menerka-nerka bayangan disetiap alur cerita temanku tetapi kenapa selalu yang muncul dia, ya dia; orang yang mendatangiku hanya dengan mengedipkan mata berkata cinta dan kemudian pergi. Aku mencoba menghilangkan bayangan itu, tak pantas ku bayangkan lagi.
            Mulanya aku mendengarkan setiap alur ceritanya, satu ataupun dua hari tetapi kali ini temanku seperti berdongeng yang bersambung. Bahkan alur yang biasanya ada di pelajaran Bahasa Indonesia, kini berubah menjadi alur naik turun yang tak ada habisnya. Pikiran, batin dan mulut rasanya ingin berucap tetapi apa daya, tetesan air itu terkadang jatuh membasahi senyum kelelahannya. Terkadang aku membayangkan, bagaimana sosok orang yang selalu diceritakan temanku itu. ingin rasanya melihat dan menjitak kepalanya,tega sekali sikapnya belaga seperti raja tampan yang dikejar-kejar puteri yang seharusnya duduk manis menunggu pangeran menjemputnya.
            Terkadang orang yang jatuh cinta memang tak bosan-bosannya membicarakan hal yang secara terpaksa harus diingatnya dan meluapkannya karna terasa sesak untuk mengalihkan fikiran itu. laki-laki berbadan tinggi, berjalan santai dan memakai jaket biru muda melewati depanku dan temanku. Kedua bola mata kami tak sengaja bertatap, kemudian ia dengan jaket biru mudanya menghilang dari kerumuhan dan temanku dengan sengaja tak melihat. Pertemuan tak sengaja itu hanya melintas sekilas dari logika ku.
            Entah Allah berkendak apa dan bagaimana. Di kelas baru dan suasana baru, aku bertemu teman-teman baru. Memasuki kelas dan kemudian menduduki bangku dengan teman sebangku yang tergila-gila EXO. aku berpikir sebelum berkenalan dengannya, apa aku salah tempat duduk? lupakan hal itu. Yang paling heboh lagi, temanku melihat orang yang diceritakan padaku berada satu kelas denganku dan tempat duduknya berada dibelakangku. Rasanya tak percaya, kemarin aku mimpi apa sehingga aku bertemu dengan sosok itu? dan aku masih tak peduli dengan dia, membiarkan melintas sekilas dari logika ku. Namun aku tak mengerti darimana dan bagaimana, aku dan dia terlihat akrab seakan telah lama kenal dan kemudian bertemu kembali. mulanya masih basa-basi saja tetapi kemudian akrab. Dimana ada aku, pasti ada dia. Dan begitu sebaliknya. Setiap jam istirahat, dia selalu menghampiriku dan menemani makan pagi, pulang sekolah selalu bersama.
Kata mereka, aku dan dia seperti layaknya sang pacar dan kekasihnya padahal aku dan dia hanya sahabat. Sudah banyak anak yang melihatnya, tetapi aku dan dia hanya sahabat. Walau itu terkadang hanya ungkapan di mulut, aku tak mengerti bagaimana hati dan perasaannya? Karna aku sendiri, tak bisa memahami hatiku. Aku dan dia juga manusia, tak menyalahkan perasaan yang terkadang tiba-tiba datang dan pergi. Apa salah jika aku dan dia merasakan namun tanpa kejelasan yang tak perlu adanya publikasi kepada mereka, karna aku dan dia…

Ah sudahlah, aku masih bingung dan entah harus ku mulai bagaimana dan darimana awal cerita ini agar mereka paham dengan cerita ku dan dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar