Entah harus ku mulai bagaimana dan
darimana? Langit pun tak meneteskan air
matanya, bahkan matahari masih terasa hangat walaupun bulan telah menyalakan
kehidupan di bumi dalam kegelapan. salah satu temanku bercerita, aku mencoba
memahaminya walaupun itu nyata ataupun dusta di dalam setiap kalimat yang
dikeluarkan, aku tak tau. Panca indra tubuhku masih normal, hingga aku masih
bisa membayangkan sosok yang berada didalam alur cerita temanku. Menerka-nerka bayangan disetiap alur cerita temanku
tetapi kenapa selalu yang muncul dia, ya dia; orang yang mendatangiku hanya
dengan mengedipkan mata berkata cinta dan kemudian pergi. Aku mencoba
menghilangkan bayangan itu, tak pantas ku bayangkan lagi.
Mulanya aku mendengarkan setiap alur
ceritanya, satu ataupun dua hari tetapi kali ini temanku seperti berdongeng
yang bersambung. Bahkan alur yang biasanya ada di pelajaran Bahasa Indonesia,
kini berubah menjadi alur naik turun yang tak ada habisnya. Pikiran, batin dan mulut rasanya
ingin berucap tetapi apa daya, tetesan air itu terkadang jatuh membasahi senyum
kelelahannya. Terkadang aku membayangkan, bagaimana sosok orang yang selalu
diceritakan temanku itu. ingin rasanya melihat dan menjitak kepalanya,tega
sekali sikapnya belaga seperti raja tampan yang dikejar-kejar puteri yang seharusnya
duduk manis menunggu pangeran menjemputnya.
Terkadang orang yang jatuh cinta
memang tak bosan-bosannya membicarakan hal yang secara terpaksa harus
diingatnya dan meluapkannya karna terasa sesak untuk mengalihkan fikiran itu. laki-laki berbadan tinggi,
berjalan santai dan memakai jaket biru muda melewati depanku dan temanku. Kedua
bola mata kami tak sengaja bertatap, kemudian ia dengan jaket biru mudanya
menghilang dari kerumuhan dan temanku dengan sengaja tak melihat. Pertemuan tak
sengaja itu hanya melintas sekilas dari logika ku.
Entah Allah berkendak apa dan
bagaimana. Di kelas baru dan suasana baru, aku bertemu teman-teman baru.
Memasuki kelas dan kemudian menduduki bangku dengan teman sebangku yang
tergila-gila EXO. aku berpikir sebelum berkenalan dengannya, apa aku salah
tempat duduk? lupakan hal itu. Yang paling heboh lagi, temanku melihat orang yang diceritakan padaku
berada satu kelas denganku dan tempat duduknya berada dibelakangku. Rasanya tak
percaya, kemarin aku mimpi apa sehingga aku bertemu dengan sosok itu? dan aku
masih tak peduli dengan dia, membiarkan melintas sekilas dari logika ku.
Namun aku tak mengerti
darimana dan bagaimana, aku dan dia terlihat akrab seakan telah lama kenal dan
kemudian bertemu kembali. mulanya masih basa-basi saja tetapi kemudian akrab.
Dimana ada aku, pasti ada dia. Dan begitu sebaliknya. Setiap jam istirahat, dia
selalu menghampiriku dan menemani makan pagi, pulang sekolah selalu bersama.
Kata mereka,
aku dan dia seperti layaknya sang pacar dan kekasihnya padahal aku dan dia
hanya sahabat. Sudah banyak anak yang melihatnya, tetapi aku dan dia hanya
sahabat. Walau itu terkadang hanya ungkapan di
mulut, aku tak mengerti bagaimana hati dan perasaannya? Karna aku sendiri, tak
bisa memahami hatiku. Aku dan dia juga manusia, tak menyalahkan perasaan yang
terkadang tiba-tiba datang dan pergi. Apa
salah jika aku dan dia merasakan namun tanpa kejelasan yang tak perlu adanya
publikasi kepada mereka, karna aku dan dia…
Ah
sudahlah, aku masih bingung dan entah harus ku mulai bagaimana dan darimana
awal cerita ini agar mereka paham dengan cerita ku dan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar