Rabu, 11 Juni 2014

Sempat Terlupakan

         Senyum matahari masih tetap hangat hingga meneteskan air dari pelipis wajahmu. Cerahnya langit hari ini dengan lekukan senyum yang menghiasi raut wajahmu, yang sedang membelah jalan dengan jaket hijau bergaris hitam lurus. Walaupun berlawanan dengan jalan kau ambil sekarang, kau tetap memilihnya. Keyakinan yang kau bulatkan dengan tekad membelah jalan, seperti keyakinanmu memilih dia; bidadari yang dulu sempat kau sembunyikan dari penglihatan mata iri itu. tampak dari kejauhan, perempuan berdiri dengan sekuat hatinya dan menunggumu dengan senyum kesabaran. Tak peduli hembusan angin menyapa hingga wajah manisnya sedikit pucat.
          Dengan cepat kau membelah jalan tuk segera menemui perempuan yang berdiri memakai jaket abu-abu. Tepat kau berhenti didepan perempuan itu, ia menyapamu dengan senyum kelelahan, yang sempat dulu tak kau hiraukan begitu saja. senyuman itu kini kau ingat, betapa sayangnya dia kepadamu. Kemudian kau dan perempuan itu membelah jalan kearah rumahnya, ia menyandarkan kepalanya dibelakangan punggungmu dan kau merasakan gengaman erat pada jaket hijau bergaris hitam lurusmu. Kau masih mengingat gang kecil rumahnya, perempuan itu turun kemudian melihatmu dengan penuh kenyamanan dalam bola mata mu.     
          Sempat tak kau rasakan hal itu, karna kau belum memahami betapa sebenarnya hati kecilmu menyayangi perempuan itu. kini kau berhenti. Mencoba melihat bola mata ketulusan yang menghiasi wajah manisnya. Kau mendekap tubuhnya, yang rapuh dalam kebahagiaan semata saat didepanmu. ia membalasnya, hangat terasa seperti terakhir kau mendekapnya saat kau akan menghilang tanpa sedikit berkata. dan kau merasakan tetesan air jatuh ke jaket kesayanganmu. Kau menatapnya, kau mengusap air mata itu, dan kau mengecup keningnya dengan ketulusan yang dulu tersimpan dikotak kecil hatimu. 
          Kemudian kau pergi dan ia masih berdiri melihatmu dari kejauhan hingga kau menghilang dari penglihatannya. Membelah jalan kembali dengan berbicara pada hatimu, kini aku mengerti siapa yang pantas ku perjuangkan tuk menuntunku ke masa depan. Dia perempuan yang memakai jaket abu-abu, bidadari kecil yang selalu tersimpan dihatiku sampai kapanpun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar